BAB I
PENDAHULUAN
4.2.DAERAH ALIRAN SUNGAI
(DAS)
5.1 KESIMPULAN
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari–hari kita membutuhkan air
yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air
yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak beracun.Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali
bercampur dengan benda–benda sampah seperti plastik, sampah organik,kotoran
manusia, kaleng dan sebagainya. Pemandangan seperti ini kami lihat disungai
Pandahan saat kami mengamati sungai itu, zat- zat yang berbahaya yang dapat
menyebabkan dampak buruk
dan merugikan bila di konsumsi terlihat disungai itu. Bagi masyarakat
Pandahan, sungai adalah sumber air sehari–hari untuk kelangsungan hidup,tapi
mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut.Oleh
karna itulah kami membuat makalah ini untuk menyadarkan masyarakat disana akan
bahaya sungai yang sudah.
1.2. RUMUSAN
MASALAH
Ø Apa yang menyebabkan terjadinya
pencemaran air di sungai ?
Ø Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh
air yang tercemar disana?
Ø Apa yang harus kita lakukan
untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air di sungai Pandahan tersebut?
1.3. TEKNIK YANG
DIAMBIL
Teknik yang kami ambil pada penelitian ini adalah
Teknik Observasi yaitu pengamatan secara langsung pada tempat sampel yang diteliti (Sungai Tembeku ). Kelurahan kasang, kecamatan jambi timur, provinsi jambi.
1.4. TUJUAN
ü Agar masyarakat Pandahan lebih dapat memahami
bahaya polusi air.
ü Agar dapat membedakan air yang bersih
dan air yang sudah tercemar.
ü Dapat lebih berhati- hati dalam
menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi.
ü Dapat mengetahui kandungan air yang
terpolusi.
1.5 BATASAN
MASALAH
ü Disini kami hanya membahas tentang sungai (tembeku) kel.
Kasang.
ü Tata cara mengukur debit menggunakan alat manual.
ü Membahas sungai di daerah tembeku, kelurahan karang.
ü Pencemaran yang terdapat di sungai tersebut.
1.6. MANFAAT PENELITIAN
Bagi peneliti:
ü
Mengetahui
penyebab pencemaran air sungai.
ü
Mengetahui
kualitas air sungai.
ü
Dapat menghimbau
masyarakat tentang bahayanya pencemaran air sungai.
Bagi masyarakat:
ü
Agar
masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai yang
berguna dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
ü
Jika air
sungai terjaga kebersihannya tidak akan terjangkit penyakit.
ü
Supaya
masyarakat menyadari pentingnya sungai.
Bagi industri:
ü
Agar tidak
membuang limbahnya pada aliran sungai terdekat.
ü
Agar dapat
mengelola limbah terlebih dahulu sebelum dibuang pada aliran sungai.
ü
Agar semua
pabrik yang ada, bisa menganalisi mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Sungai
Sungai adalah tepat – tempat dan wadah – wadah serta
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan
dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan (Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991).Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud wilayah sungai adalah kesatuan wilayah
pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau
pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km2. Sungai
mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-turut
menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah
hulu dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah
hilir.Sungai merupakan tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang
mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai
air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah penyangga.
Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktifitas dan perilaku
penghuninya (Wiwoho,2005). Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu
sumber daya alam yang mempunyai fingsi serba guna bagi kehidupan dan
penghidupan manusia. Menurut Mulyanto (2007) ada dua fungsi utama sungai secara
alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah
Aliran Sungai dan alurna. Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling
mempengaruhi. Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya klasifikasikan
menjadi :
a. Sungai pemanen, adalah sungai yang
debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
b. Sungai periodik,
adalah sungai yang pada waktu musim penghujan debit airnya besar, sedangkan
pada musim kemarau debitnya kecil.
c. Sungai Episodik,
adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan pada waktu musim penghujan
airnya banyak.
d. Sungai Ephemeral.
Adalah sungai yang hanya ada airnya saat musim hujan dan airnya belum tentu
banyak
2.2. EKOSISTEM SUNGAI
ekosistem secara umum terdiri
atas 2 yaitu alami dan buatan. Sungai merupakan ekosistem alami. Ekosistem
sungai memiliki sifat dari ekosistem itu sendiri seperti memiliki komponen
abiotik dan komponen biotik.
Ekosistem
sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik, yaitu air yang mengalir.
Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis ekosistem
lentik (air yang tenang / tidak mengalir).
Oleh karena sungai merupakan ekosistem lotik, maka
terdapat karakteristik dari ekosistem sungai itu sendiri yaitu:
1. Variasi spesies dalam ekosistem ini cukup tinggi
- Terjadi perubahan fisik
terhadap ekosistem seperti mengendapan ataupun erosi.
- Airnya mengalir tanpa arah,
dapat keluar dari ekosistem sungai itu sendiri
- Spesies makhluk hidup yang
ada dalam ekosistem sungai beradaptasi dengan air yang mengalir terus
menerus (perubahan fisik, fisiologis, ataupun perilaku).
Telah dijelaskan sebelumnya di bagian ekosistem bahwa
terdapat perbedaan dai ciri atau sifat atau komponen yang ada pada ekosistem
satu dan lainnya. Kali ini pada ekosistem sungai akan diterangkan tentang 2
komponen utama yaitu abiotik dan biotik.
Komponen
abiotik ekosistem sungai yaitu:
Aliran
air
Ekosistem sungai memiliki ciri khas ini, yaitu aliran
air. Kemampuan atau derasnya aliran sungai mempengaruhi perubahan yang terjadi
terhadap ekosistem itu sendiri dan diluar ekosistem itu. Semakin keras aliran sungai
akan meningkatkan erosi dan pengendapan pada ekosistem sungai. Hal ini juga
berpengaruh terhadap hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup lain yang mampu
hidup di ekosistem sungai tertentu.
Cahaya
Semakin dalam dasar suatu ekosistem sungai semakin bervariasi
pula komunitas di dalamnya. Cahaya, berperan dalam fotosintesis dan juga
sebagai sarana dalam menggunakan indera mata makhluk hidup dalam ekosistem air.
Semakin banyak cahaya yang mengenai suatu ekosistem sungai, maka produsen utama
seperti plankton dan alga akan meningkat. Hal ini secara langsung akan
meningkatkan produktivitas ekosistem sungai.
Temperatur
Sungai
Perbedaan temperatur suatu ekosistem sungai
menyebabkan perbedaan biotik di dalamnya. Akan tetapi, kebanyakan ekosistem
sungai yang merupakan aliran air, temperaturnya tidak mencapai titik beku.
Temperatur sangat brhubungan dengan cahaya serta kondisi geologis ekosistem
sungai tersebut.
Kandungan
kimiawi Sungai
Kandungan kimiawi ekosistem sungai seperti kadar
Oksigen dalam air, kandungan mineral yang ada dan banyaknya bahan organik yang
ada dalam ekosistem sungai. Hal itu mempengaruhi pembagian penyebaran biotik
yang ada. Di wilayah yang banyak mengandung oksigen tentuah terdapat banyak
alga dan tumbuhan fotosintesis dan hewan sangat aktif bergerak.
Substrat
Perbedaan kekuatan arus mempengaruhi substrat yang ada
dan letaknya serta penimbunannya pada ekosistem sungai. Substrat anorganik pada
aliran sungai dapat mengendap ataupun berpindah dan mengendap di tempat lain
tergantung kerasnya arus dan ukuran partikel.
Komponen
biotik dalam ekosistem sungai
Pada ekosistem sungai terdapat beberapa jenis makhluk
hidup mulai dari mikrooganisme seperti bakteri, arthropoda seperti serangga, mollusca
contohnya siput, keong.Tentu saja terdapat banyak jenis ikan dan amphibi serta reptil dalam
ekosistem sungai.Mamalia dan Aves pun dapat berada dalam ekosistem sungai. Semua jenis makhluk hidup tadi nantinya akan membentuk jaring-jaring makanan.
2.3 PENGERTIAN
POLUSI AIR
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya
melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan
dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan
makhluk hidup dan sebagainya.Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan
lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri (regenerasi). Oleh karena
itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani
segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi,
unsur atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang
ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa. Beberapa contoh polutan antara
lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen,Poliklorin
Bifenil(PCB) senyawa
ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan
Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak,
logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah
Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak,
Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia dan kotoran binatang.
2.4. MACAM MACAM
POLUSI AIR
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat,
limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe
polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit
penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya,
bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-
bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang
karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk.Pembuangan sampah
organic maupun anorganik yang dibuang ke sungai terus- menerus, selain
mencemarin air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir. Air adalah
unsur alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 VARIABEL
PENELITIAN
3.1.1 Variabel bebas.
Pencemaran air sungai disebabkan limbah rumah tangga dan limbah industri.
3.1.2 Variabel terikat.
Meningkatnya limbah disungai menyebabkan kualitas air sungai semakin
berkurang.
3.2 METODE PENGUMPULAN
DATA
Dengan ini kami mengumpulkan data menggunakan metode
observasi dengan mengamati dan mencatat objeknya.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
4.1.Pengertian Sungai dan Fungsinya
A. Pengertian Sungai
Sungai
dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara
alamiah yang melalui saluran itu air dari darat menglir ke laut.Di dalam Bahasa
Indonesia, kita hanya mengenal satu kata “sungai”. Sedang
di dalam Bahasa Inggris dikenal kata “stream” dan “river”. Kata “stream”
dipergunakan untuk menyebutkan sungai kecil, sedang “river” untuk menyebutkan sungai besar
B.
Kegunaan Sungai
Berikut
ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di sekitarnya:
1. Sumber energi pembangkit listrik.
2. Sebagai sarana transportasi.
3. Tempat rekreasi atau hobi.
4. Tempat budidaya ikan, udang,
kepiting, dll.
5. Sumber air minum makhluk hidup.
6. Bahan baku industry.
7. Sumber air pertanian, peternakan
dan perikanan.
8. Sebagai tempat olahraga.
9.
Untuk mandi dan cuci.
10. Tempat pembuangan limbah ramah
lingkungan.
11. Tempat riset penelitian dan
eksplorasi.
12. Bahan balajar siswa sekolah dan
mahasiswa.
4.2.DAERAH ALIRAN SUNGAI
(DAS)
Daerah aliran sungai atau (DAS) adalah
sungai induk beserta anak-anak sungai yang membentuk suatu kompleks sungai,
contoh daerah aliran sungai antara lain: DAS Mahakan di Kalimantan, DAS Rhein
di Eropa, DAS Misissisipi di Amerika Serikat, dan sebagainya.Pada garis
besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
Bagian Hulu Sungai
(terletak di sekitar gunung)
Ciri-ciri dari sungai bagian hulu,
antara lain:
1. Kemiringan sungainya sangat besar.
2. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan
jeram (air terjun).
3. Erosi sungai sangat aktif.
4. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar
sungai).
5. Lembah sungainya berbentuk V.
Bagian
Tengah Sungai
Ciri-ciri
dari sungai bagian tengah, antara lain:
1. Kemiringan sungai sudah berkurang.
2.
Aliran
sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.
3.
Erosi
sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.
4.
Erosi
sungai berjalan secara vertical dan horizontal.
5.
Lembah
sungainya berbentuk U.
Bagian
Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai)
Ciri-ciri dari sungai bagian hilir,
antara lain:
1. Kemiringan sungai sangat landai.
2. Aliran sungai berjalan sangat lamban.
3. Erosi sungai sudah tidak ada yang ada
adalah sedimentasi.
4. Sedimentasi membentuk daratan banjir
dengan tanggul alam.
5. Lembah sungai berbentuk huruf U.
4.3.HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
A.PERAIRAN DARAT
1.Siklus hidrologi
Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa
bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut sikus hidrologi, siklus
air, atau daur hidrologi.
Siklus
air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami
kondensasi menjadi awan dan hujan,lalu jatuh ke laut.
2. Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami
kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai hujan,
lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan ke laut lagi
3. Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas
kemudian membentuk kristal-kristal es diatas laut, dibawa angin ke daratan
(pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang
mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
Terjadinya siklus air tersebut
disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala meteorologis dan
klimatologis, antara lain:
a) Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda
abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi
80% berasal dari penguapan air laut.
b) Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air
dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
c)
Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara
evaporasi dan transpirasi.
d)
Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap
air menjadi air akibat pendinginan.
e)
Adveksi,yaitu transportasi air pada gerkan
horizontal seperti transporasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang
lain oleh gerakan udara mendatar.
f)
Presipitasi, yaitu segala bentuk hujan dari
atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, air, hujan es, dan hujan
salju.
g)
Run off
(aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
h)
Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan
air ke dalam tanah melalui pori tanah.
2.Sungai
Sunagi
adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di
laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar.
1.
Klasifikasi
sungai.
1. Berdasarkan
keadaan aliran airnya, sungai dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sungai
episodik (perenial).
b. Sungai
periodik (intermiten).
2. Berdasarkan
sumber airnya, sungai dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Sungai
hujan.
b. Sungai
gletser.
c. Sungai
campuran.
3. Berdasarkan
struktur lapisan batuan yang dilaluinya, sungai dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sungai
anteseden.
b. Sungai
epigenesa.
4. Berdasarkan
arah aliran yang dilaluinya, sungai dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu:
a. Sungai
consequent lateral.
b. Sungai
sonsequent longitudinal.
c. Sungai
subsequent.
d. Sungai
resequent.
e. Sungai
obsequent.
f. Sungai
insequent.
5. Penggolongan
sungai berdasarkan pertimbangan yang lain, yaitu:
a. Sungai
superimposed.
b. Sungai
reverse.
c. Sungai
composit.
d. Sungai
anaklinal.
e. Sungai
compound.
2.pola
aliran sungai
Ada berbagai pola aliran sungai
sebagai berikut:
a.
Paralel.
b. Rektangular.
c. Angular.
d. Radial
sentrifugal.
e. Radial
sentripetal.
f. Trellis.
g. Anular.
h. Dendritik.
3.meander
sungai
Meander
adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Terbentuknya meander karena adanya
reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang
resisten terhadap erosi.
Pada lemgkungan meander
masing-masing terhadap dua sisi. Bagian dari lengkungan meander yang selalu
mendapat sedimentasi sehingga menyebabkna aliran tersebut berpindah disebut
undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibandingkan
arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya
terendapkan pada sisi dalam.Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander
mungkin akan berbentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh.
Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan
tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah
danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake).
4.Delta
Pada
ujung aliran dekat danau muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan
yang disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada
faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan terdebut antara lain jenis batuan, kecepatan
aliran sungai, dan musim.
5.pertumbuhan
suatu lembah sungai
Lembah
sungai adalah suaru bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya
yang dihasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat
berjalan melalui 3 proses yaitu :
a. Pedalaman
lembah sungai
Di
daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai
memiliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses
erosi dan transportasi bekerja lebih dominan.
b. Pelebaran
lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak
adalah erosi menyamping(lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus
yang mengalir.
c. Pemanjangan
lembah sungai
Pemanjangan
lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga
daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah
pula muka daratan.
6.Air tanah
Air tanah bagian air yang berada pada lapisan dibawah
permukaan tanah. Permukaan yang merupakan bagian atas dari tubuh bagian air itu
disebut permukaan preatik.berdasarkan kenyataan tersebut terdapat dua jenis
lapisan batuan utama, yaitu lapisan kedap (impermeable) dan lapisan tak kedap
air (permeable).
1) Lapisan
kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tak tembus air sangat kecil,
sehingga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil.
2) Lapisan
tak kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh
karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar.
3) Penampang
air tanah, air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang
menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup
besar.
7.Daerah aliran sungai (DAS)
kumpulan sungai pada suatu sistem
cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal membentuk daerah aliran
sungai. Daerah aliran sungai adalah wilayah tampungan yang masuk kedalam
wilayah air sungai.
Contoh-contoh
daerah aliran sungai di indonesia:
1) DAS
ciliwung, yang mempunyai hulu di bogor dan hilir di jakarta.
2) DAS
bengawan solo, yang mempunyai hulu di wonogiri dan hilir di gresik.
3) DAS
mahakam, yang mempunyai hulu di pegunungan bawui dan hilir di samarinda.
8.Banjir di daerah aliran sungai
akibat hujan yang aliran airnya
melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang bervegetasi (tanaman di
permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir).
a.faktor
penyebab banjir
banjir sering terjadi didaerah hilir DAS, meskipun penyebab
banjir tidak selalu terjadi di bagian hilir. Adapun faktor-faktor penyebab
terjadinya banjir antara lain:
1) Penebangan
hutan yang berlebihan
2) Penutupan
daun dan kantong-kantong air lainnya
3) Berubahnya
saluran drainase dan sungai
b.Dampak banjir
Dampak yang ditimbulkan banjir
antara lain:
1) Bangunan
seperti rumah, gedung sekolah, jembatan menjadi rusak
2) Jaringan
jalan,telepon, listrik menjadi rusak atau terputus
3) Pencemaran
air dan tanah
c.usaha penanggulangan banjir
supaya
DAS tidak mengalami kerusakan maka perlu adanya usaha pemeliharaan sehingga
unsur-unsur yang ada dalam DAS (unsur fisik,kimia dan biologi) tetap terjaga
kelestariannya.
Usaha menjaga kelestarian DAS dapat
dilakukan dengan konservasi lahan di dalm DAS tersebut. Konservasi lahan dapat
dilakukan dengan dua metode,yaitu:
1) Metode
vegetatif, antara lain:
2) Penghutan
kembali lahan gundul
3) Penghijauan
4) Metode
mekanik, atara lain:
5) Pembuatan
selokan atau saluran air
6) Pembuatan
sumur
7) Pembuatan
tanggul pada lereng-lereng curam
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir
antara lain:
1) Upaya
penghijauan.
2) Pembuatan
teras-teras.
3) Pembuatan
tanggul-tanggul dipinggir sungai.
4.4.Pola
Aliran Sungai
Pola aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geologi dan
permukaan daerah yang dilalui. Macam pola aliran sungai sebagai berikut.
a. Radial
adalah
pola aliran sungai menyebar (sentripetal) yang terletak di daerah dataran
tinggi.
b. Pinante
adalah
pola aliran sungai yang muara anak sungainya berbentuk sudut lancip.
c. Anular
adalah
pola aliran sungai semula radial sentrifugal, kemudian timbul sungai-sungai
subsekuen yang sejajar kontur. Biasanya terdapat di daerah dome stadium dewasa.
d. Dendritik
merupakan
pola sungai yang arah alirannya tidak teratur biasanya terdapat di daerah pantai.
e. Rectangular
merupakan
pola sungai yang aliran sungainya melalui daerah patahan yang membentuk sudut
siku-siku.
f. Trellis
adalah
pola aliran sungai yang menyirip daun dan mempunyai kombinasi antara sungai
resekuen, obsekuen, dan konsekuen.
4.5.
Bahaya pencemaran air sungai
Bibit- bibit
penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan
manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang,
penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau
busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah,
air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh
manusia atau dapat menyebabkan kanker dan diare. Banyak akibat yang ditimbulkan
oleh polusi air, diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air
karena berkurangnya kandungan oksigen
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan
air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan
menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan
kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang
berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan
makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton,
ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker
dan leukemia
4.6.Usaha-usaha untuk mencegah pencemaran air sungai
Saat ini sungai sering mengakibatkan
banjir akibat sungai itu dipenuhi sampah yang menutupi aliran sungai. Adapun
menurut kami beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi
banjir lagi yaitu:
1.
Dalam
perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadayamasyarakat
sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan
bahan dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn
rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan
pembuatan jalan tersebut.
2.
Apabila
di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang
terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi
sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan
membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat
seperti berikut:
ü Persediaan air bersih dalam tanah
disekitar rumah kita cukup baik dan banyak
ü Tanah bekas galian sumur dapat
dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang rendah atau meninggikan lantai
rumah.
ü Apabila air hujan tidak tertampung oleh
selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur- sumur resapan. Jangan
membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi,
cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan
air tanah
ü Apabila air banjir masuk ke rumah
menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai
rumah di atas ambang permukaan air banjir.
ü Cara lain adalah membuat tanggul di
depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja
teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
ü Segala sesuatu yang menutupi permukaan air
seperti Rumah diatas sungai, Kandang ternak, Jamban dipindahkan ketempat lain
karna sangat menggaanggu aliran sungai.
4.7.Contoh Daerah aliran sungai
Daerah Aliran
Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi
oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh
dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan,
dan mengalirkan
air hujan yang jatuh diatasnya melalu sungai.Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah
air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi
dimana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam
sistem tersebut.
Air pada DAS merupakan aliran air yang
mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur
hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke
permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut,
air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah
sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan
tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltrasi), sedangkan
air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam
cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian
mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff),
untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah
oleh
gaya kipler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air
tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan
bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu
akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang kemudian akan
mengalir ke sungai.Batas wilayah
DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah
aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Masalah-masalah
DAS di Indonesia
- Banjir
- Produktivitas
tanah menurun
- Pengandapan lumpur pada waduk
- Saluran
irigasi
- Proyek
tenaga air
- Penggunaan
tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan
konservasi yang tidak tepat)
Metode perhitungan banyaknya hujan di
DAS
- Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang memiliki jumlah curah hujan yang sama
selama periode tertentu. Digunakan apabila luas
tanah lebih dari 5000 km²
- Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang
dan sempit (luas 1000-5000 km²)
Daerah-daerah
DAS
- Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam
sehingga banyak jeram.
- Tengah sungai, relatif landai,terdapat meander.
Banyak aktivitas penduduk.
- Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal
pertanian.
4.8 Macam-macam DAS
DAS dibedakan menjadi dua, yakni:
- DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang
besar, adapun sungai yang
memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar apabila
terjadinya hujan di daerah
hulu.
- DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga
daya tampungnya pun kecil. Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak
terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.
Bentuk-bentuk
DAS
Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:
- Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki
debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek
untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada
bentuk lainnya.
- Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit
banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang
lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki
topografi yang relatif landai daripada bulu ayam.
- Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi
memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di
bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.
4.9Manfaat
Sungai
Sejak jaman dahulu kala, sungai
menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang berdiam di sekitar alirannya. Ia
menjadi sumber hidup dan kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitar
bantarannya. Sungai menjadi ruang sosial yang cukup representative bagi
masyarakat karena bisa digunakan untuk mandi, mencuci serta bahkan mencari ikan
untuk kebutuhan rumah tangga dan sumber penghasilan.
Bahkan kalau kita cermati, beberapa
candi dan kerajaan-kerajaan di Nusantara ini senantiasa berdiri tidak jauh dari
sungai. Tentu saja keberadaan sungai menjadi vital bagi kehidupan saat itu.
Disaat transportasi belum semudah sekarang ini, pembangunan candi dan kerajaan
itu menggunakan sungai sebagai jalur utama transportasi bagi keluar masuknya
perahu pengangkut bahan bangunan serta makanan. Sungai juga menjadi penjaga
harmoni bagi keberadaan gunung serta bukit yang tak jauh darinya. Dibeberapa
tempat, sungai bahkan menyediakan pasokan air yang cukup penting bagi sektor
pertanian dan perkebunan. Bahkan batu-batu yang ada disungai mensuplai sebagian
besar bahan bangunan bagi rumah penduduk di sekitar daerah aliran sungai.
Dengan demikian, keberadaan sungai menjadi sangat penting bagi kehidupan bahkan
sampai sekarang. Namun sayang, kita kurang begitu peduli dengan pelestarian dan
kebersihan sungai disekitar kita. Padahal disamping bermanfaat untuk hal
diatas, sungai di jaman sekarang bisa pula di gunakan untuk pembangkit tenaga
listrik, wisata air serta aneka kegiatan yang berhubungan dengan air dan
perairan.
Sungai yang terawat serta terjaga
kebersihannya akan membawa dampak positif bagi masyarakat yang hidup
disekitarnya. Karena dapat menghindarkan diri dari resiko banjir serta dapat
mendatangkan devisa bagi industri pariwisata di sekitar bantaran sungai. Sudah
saatnya kita menjaga kebersihan sungai karena dari sanalah roda kehidupan itu
mengalir Pada beberapa kasus, sebuah sungai
secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air
lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun
di daratan untuk
mengalir ke laut atau
tampungan air yang besar seperti danau. Sungai
terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang
mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk
sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar
dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu
laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian
dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi,
seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara
tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai
juga mengalirkan sedimen dan polutan.Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah
untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah,
bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini
terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).Manusia membutuhkan air dalam
jumlah besar untuk berbagai kebutuhan hidupnya yang dapat dimanfaatkan dalam
banyak hal. Perairan darat seperti sungai, danau, waduk, empang, rawa, dan lain
sebagainya memiliki banyak manfaat jika dikelola dengan baik oleh masyarakat
sekitar perairan.
Berikut ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat
bagi manusia yang ada di sekitarnya.
Ø Sumber energi pembangkit listrik
Ø Sebagai
sarana transportasi
Ø Tempat rekreasi atau hobi
Ø Tempat budidaya ikan, udang, kepiting,
Ø Sumber air minum makhluk hidup
Ø Bahan baku industry
Ø Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
Ø Sebagai tempat olahraga
Ø Untuk mandi dan cuci
Ø Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
Ø Tempat riset penelitian dan eksplorasi
Ø Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa. dan masih
banyak lagi manfaat lain perairan darat bagi manusia yang belum disebutkan.
4.10.DAFTAR NAMA SUNGAI YANG ADA DI INDONESIA
Menurut panjang
- Sungai Kapuas (terpanjang di Kalimantan dan di
Indonesia): 1.143 km
- Sungai Mahakam: 920 km
- Sungai Barito: 900 km
- Sungai Batanghari
(terpanjang di Sumatera): 800 km
- Sungai Musi: 750 km (palembang sumatera selatan)
- Sungai Mamberamo (terpanjang di Papua): 670 km
- Bengawan Solo (terpanjang di Jawa): 548 km
Menurut provinsi
Aceh
- Krueng Aceh
- Krueng Batee Iliek
- Krueng Cunda
- Krueng Geumpang
- Krueng Meureudu
- Krueng Peureulak
- Krueng Peusangan
- Krueng Teunom
- Krueng Woyla
- Lawe Alas
- Sungai Ranggos
- Sungai Simpang Kanan
- Sungai Simpang Kiri
Bali
- Tukad Ayung
- Sungai Bubuh
- Jeh Ajung
- Jeh He
- Jeh Jinah
- Jeh Poh
- Jeh Sungi
- Tukad Buleleng
- Tukad Banjumala
- Tukad Pakerisan
- Sungai Balangan
- Sungai Batulaya
- Sungai Pancuran
- Sungai Pangi
- Tukad Pakerisan
Bengkulu
- Sungai Alas
- Sungai Bantai
- Air Bengkulen
- Sungai Bengkulu
- Air Blimbing
- Air Dendan
- Air Lais
- Air Lemau
- Air Lintang-kiri
- Sungai lpuh
- Air Keru
- Air Palik
- Air Pikat
- Sungai Ketahun
- Sungai Nasal
- Air Nelas
- Sungai Seblat
- Sungai Seluma
- Sungai Tanjungaur
- Sungai Luas
- Sungai Padanggila
- Air Bengkulen Map
Jakarta
- Sungai Aluran
- Kali Grogol
- Kali Krukut
- Kali Malang
- Kali Mokervart
- Kali Pesanggrahan
- Kali Sunter
- Sungai Tengah
- Kali Semanan
- Sungai Udang
- Kali Angke
- Ci Liwung
- Ci Pinang
Jambi
- Batang Asam
- Batang Hari
- Sungai Bulian
- Sungai Danaubangko
- Sungai Kahidupankaor
- Sungai Kumpe
- Sungai Pengabuan
- Batang Tembesi
- Sungai Serengam
- Sungai Singkati-gedang
- Sungai Singoan
Jawa Barat
- Ci Beet
- Ci Binong
- Ci Bulan
- Ci Danau
- Ci Durian
- Ci Hideung
- Ci Karang
- Ci Katomas
- Ci Kapundung
- Ci Kubang
- Ci Langkub
- Ci Losari
- Ci Mandiri
- Ci Mantiung
- Ci Manuk
- Ci Ojar
- Ci Pada
- Ci Paku
- Ci Picung
- Ci Punegara
- Ci Rawa
- Ci Sadane
- Ci Sanggarung
- Ci Sarua
- Ci Tandui
- Ci Tarum
- Ci Ujung
Jawa Tengah
- Kali Ampobendo
- Kali Bendungan
- Bengawan Solo
- Kali Bodri
- Kali Bogowonto
- Kali Dogleg
- Kali Kedu Dua
- Kali Dukuh
- Kali Comal
- Kali Geritri
- Kali Gondok
- Sungai Juwana
- Kali KapulogoK
- Kali Klampis
- Kali Lusi
- Kali Maron
- Kali Pemali/ Kali Brebes
- Sungai Progo
- Sungai Serang
- Sungai Serayu
- Kali Urang
- Sungai Kebuyutan
Jawa Timur
- Sungai Ajung
- Kali Amprong
- Kali Bandojudo
- Sungai Bango
- Sungai Banyuputih
- Sungai Bajulmati
- Sungai Bedadung
- Kali Besukkoboan
- Kali Besuksemut
- Kali Besuktunggeng
- Kali Bondoyudo
- Sungai Brangkal
- Sungai Brantas
- Sungai Glagah
- Sungai Grindulu
- Kali Grobogan
- Sungai Jagir
- Kali Jatiroto
- Kali Konto
- Sungai Lahor
- Sungai Lamongan
- Kali Lekso
- Kali Lesti
- Sungai Madiun
- Kali Mas
- Kali Mayang
- Kali Mujur
- Sungai
Pandalaras
- Kali Porong
- Kali Rejali
- Sungai Rejoso
- Sungai Sampean
- Kali Setail
- Sungai Sumbermarijing
- Kali Suko
- Kali Winong
Kalimantan Barat
- Sungai Airhitam
- Sungai Beliang
- Sungai Embuan
- Sungai Ensabal
- Sungai Jelai
- Sungai Kapuas
- Sungai Kapuas (Kalimantan Tengah)
- Sungai Landak
- Sungai Melawi
- Sungai Meliau
- Sungai Mengkiang
- Sungai Mempawah
- Sungai Muna
- Sungai Kedukul
- Sungai Paloh
- Sungai Pawan
- Sungai Sambas
- Sungai Saju
- Sungai Sekajam
- Sungai Sengarit
Kalimantan Selatan
- Sungai Aingbantai
- Sungai Alalak
- Sungai Amandit
- Sungai Asam-asam
- Sungai Ayu
- Sungai Baharangan
- Sungai Balangan
- Sungai Barabai
- Sungai Barito
- Sungai Batulicin
- Sungai Cegal
- Sungai Lilin
- Sungai Gelombang
- Sungai Haruan
- Sungai jaing
- Sungai jangkung
- Sungai Kurambu
- Sungai Kusan
- Sungai Martapura
- Sungai Negara
- Sungai Pitap
- Sungai Riam
- Sungai Satui
- Sungai Tabalong
- Sungai Tabuan
- Sungai Tapin
Kalimantan Tengah
- Sungai Kahayan
- Sungai Kalanaman
- Sungai Katingan
- Sungai Lamandau
- Sungai Mendawai
- Sungai Pembuang
- Sungai Sampit
- Sungai Seruyan
Kalimantan Timur
- Sungai Angisa
- Sungai Bahau
- Sungai Bani
- Sungai Berau
- Sungai Kayan
- Sungai Mahakam
- Sungai Senyiur
- Sungai Sesayap
- Sungai Telen
- Sungai Wahan
- Sungai Sembakung
Kepulauan Riau
- Sungai Beduk
- Sungai Binjai
- Sungai Bintan
- Sungai Buluh
- Sungai Carang
- Sungai Daik Lingga
- Sungai Enam
- Sungai Jang
- Sungai Kecil
- Sungai Lakam
- Sungai Lekop
- Sungai Nibung Hangus
- Sungai Panas
- Sungai Pinang Lingga
- Sungai Pulai
- Sungai Raya
- Sungai Sebong
- Sungai Segeram
- Sungai Sikop
- Sungai Sugi
- Sungai Teluk Bintan
- Sungai Tenam
- Sungai Timun
- Sungai Ular
- Sungai Ulu
- Sungai Ungar
Lampung
- Sungai Basai
- Sungai Jepara
- Sungai Kambas
- Sungai Pameriliun
- Sungai Sekampung
- Sungai Semah
- Sungai Seputih
- Sungai Simpang Balek
- Sungai Sukadana
- Sungai Tulangbawang
Maluku
- Sungai Apu
- Sungai Castelo
- Sungai Marikrubu
- Sungai Masiulang
- Sungai Ruate
- Sungai Sapatewa
- Sungai Sapulawa
- Sungai Sarafo
- Sungai Togorala
- Sungai Yalua
Nusa Tenggara Barat
- Sungai Ampang
- Sungai Gurakara
- Sungai Jangklok
- Sungai Kampu
- Sungai Nal
- Sungai Pliwis
- Sungai Putih
- Sungai Sidutan
- Sungai Sumpel
- Sungai Tepa
- Sungai Emboko
- Sungai Fai
- Sungai Jamal
- Sungai Kanjiji
- Sungai Lingeh
- Sungai Polapare
- Sungai Rissa
- Sungai Wajalu
- Sungai Wera
Papua
- Sungai Baliem
- Sungai Bian
- Sungai Digul
- Sungai Kamundan
- Sungai Lorentz
- Sungai Mayu
- Sungai Mamberamo
- Sungai Merauke
- Sungai Noordwese
- Sungai Sircanden
- Sungai Torasi
- Sungai Warenoi
Riau
- Sungai Bangko
- Sungai Gaung
- Sungai Kampar Kanan
- Sungai Kampar Kiri
- Sungai Ketanan
- Sungai Kuantan/Indragiri
- Sungai Reteh
- Sungai Rokan Kanan
- Sungai Rokan Kiri
- Sungai Siak
SuIawesi Tengah
Sulawesi Selatan
- Sungai Bila
- Sungai Bulucenrana
- Sungai Girirang
- Sungai Jeneberang
- Sungai Karana
- Sungai Malasa
- Sungai Mandar
- Sungai Maraleng
- Sungai Sadong
- Sungai Singga
- Sungai Tangkok
- Sungai Walanae
Sulawesi Tengah
- Sungai Batui
- Sungai Bongkal
- Sungai Buol
- Sungai Maraju
- Sungai Mesup
- Sungai Palu
- Sungai Poso
- Sungai Takuwono
- Sungai Toili
- Sungai Wesanga
Sulawesi Tenggara
- Sungai Konoweha
- Sungai Labandia
- Sungai Lalindu
- Sungai Lasolo
- Sungai Matarombeo
- Sungai Peleang
- Sungai Sampolawa
- Sungai Watumakale
Sulawesi Utara
- Sungai Ayong
- Sungai Binebase
- Sungai Bone
- Sungai Laini
- Sungai Naha
- Sungai Polgar
- Sungai Ranayapu
- Sungai Tabalong
- Sungai Tutul
Sumatera Barat
- Batang Anai
- Batang Arau
- Batang Sri Antokan
- Batang Agam
- Batang Ombilin
- Batang Selo
- Batang Tabik
- Batang Kuantan
- Batang Kasang
- Batang Sinamar
- Batang Hari
- Batang Tarusan
- Batang Kandis
- Batang Masang
- Batang Alahan Panjang
- Batang Sangir
- Batang Pasaman
- Batang Kinali
- Sungai Jujuhan
- Sungai Sihilang
- Sungai Sindung
- Sungai Sirantih
- Batang Ulakan
- Batang Mangau
- Batang Gasan
Sumatera Selatan
- Sungai Lilin
- Sungai Bulurangtiding
- Sungai Komering
- Sungai Keruh
- Sungai Lakitan
- Sungai Lematang
- Sungai Mesuji
- Sungai Musi
- Sungai Ogan
- Sungai Rambang
- Sungai Rawas
- Sungai Saleh
Sumatera Utara
- Sungai Angkola
- Sungai Asahan
- Sungai Batanggadis
- Sungai Belawan
- Sungai Batang Toru
- Sungai Besitang
- Sungai Nalipang
- Sungai Sarkam
- Sungai Sibundung
- Sungai Singkuang
- Sungai Wampu
- Sungai Bilah
- Sungai Situmandi
- Sungai Sigeaon
Yogyakarta
*sumber
: wikikipedia.http//.kenmeg.budidaya.go.id
BAB
IV
PENUTUP
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat
kami simpulkan bahwa:
·
Polusi
air adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen
lain ke dalam air
sehingga kualitas air terggangu
·
Sumber
polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah
pertanian, limbah industri dan sebagianya
·
Akibat
yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ
manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan
lain- lain
5.2 SARAN
Agar pencemaran air tak ada lagi, saran kami adalah:
§ Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan
air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
§ Jagalah air di lingkungan rumah
dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
§ Jangan membuang sampah ke sungai
atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
§ Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya
diolah terlebih dahulu.
§ Hindari pemakaian obat
pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
§ Harapan kelompok kami mohon dukungan dari dosen pengampu dan teman teman
DAFTAR PUSTAKA
http//.academia.edu,
penelolaan sungai dan rawa,
http//.sungai dan ekosistem.com
Wikipedia.go
Undang
– Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Wijaya billy. 2008, hidrologi, penerbit yayasan: embah lule
wikikipedia.http//.kenmeg.budidaya.go.id
Google.com
GAMBAR
DOKUMENTASI